Morbili
No. ICPC II : A71 Measles.No. ICD X : B05.9 Measles without complication (Measles NOS).
Tingkat Kemampuan: 4A
Masalah Kesehatan
Suatu penyakit infeksi virus, yang ditandai dengan gejala prodromal berupa
demam, batuk, pilek, konjungtivitis, eksantem patognomonik, diikuti dengan
lesi makulopapular eritem pada hari ketiga hingga hari ketujuh.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Masa inkubasi 10-15 hari.
Gejala prodromal berupa demam, malaise, gejala respirasi atas (pilek, batuk),
dan konjungtivitis. Pada demam hari keempat, muncul lesi makula dan papula
eritem, yang dimulai pada kepaladaerah perbatasan dahi rambut, di belakang
telinga, dan menyebar secara sentrifugal ke bawah hingga muka, badan,
ekstremitas, dan mencapai kaki pada hari ketiga.
Faktor Risiko
Anak yang belum mendapat imunisasi campak
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik Patognomonis
Demam, konjungtivitis, limfadenopati general.
Pada orofaring ditemukan koplik spot sebelum munculnya eksantem.
Gejala eksantem berupa lesi makula dan papula eritem, dimulai pada kepala
pada daerah perbatasan dahi rambut, di belakang telinga, dan menyebar
secara sentrifugal dan ke bawah hingga muka, badan, ekstremitas, dan
mencapai kaki pada hari ketiga.
Lesi ini perlahan-lahan menghilang dengan urutan sesuai urutan muncul,
dengan warna sisa coklat kekuningan atau deskuamasi ringan.
Eksantem hilang dalam 4-6 hari.
Pemeriksaan Penunjang
Biasanya tidak diperlukan.
Pada pemeriksaan sitologi ditemukan sel datia berinti banyak pada
sekret.Pemeriksaan serologi dapat digunakan untuk konfirmasi Diagnosis.
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Terdapat varian untuk morbili
a. Morbili termodifikasi.
b. Morbili atipik.
c. Morbili pada individu dengan gangguan imun.
Diagnosis Banding
Erupsi obat, eksantem virus yang lain (rubella, eksantem subitum), demam
skarlatina, infectious mononucleosis, infeksi M. pneumoniae.
Komplikasi
Komplikasi lebih umum terjadi pada anak dengan gizi buruk, anak yang belum
mendapat imunisasi, dan anak dengan imunodefisiensi dan leukemia.
Komplikasi berupa otitis media, pneumonia, ensefalitis, trombositopenia. Pada
anak HIV yang tidak diimunisasi, pneumonia yang fatal dapat terjadi tanpa
munculnya lesi kulit.
Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
a. Terapi suportif diberikan dengan menjaga cairan tubuh dan mengganti
cairan yang hilang dari diare dan emesis.
b. Obat diberikan untuk gejala simptomatis, demam dengan antipiretik.
Jika terjadi infeksi bakteri sekunder, diberikan antibiotik.
Suplementasi vitamin A diberikan pada:
1. Bayi usia kurang dari 6 bulan 50.000 IU/hari PO diberi 2 dosis.
2. Umur 6-11 bulan 100.000 IU/hari PO 2 dosis.
3. Umur di atas 1 tahun 200.000 IU/hari PO 2 dosis.
4. Anak dengan tanda defisiensi vitamin A, 2 dosis pertama sesuai
umur, dilanjutkan dosis ketiga sesuai umur yang diberikan 2-4
minggu kemudian.
Konseling dan Edukasi
Edukasi keluarga dan pasien bahwa morbili merupakan penyakit yang
menular. Namun demikian, pada sebagian besar pasien infeksi dapat sembuh
sendiri, sehingga pengobatan bersifat suportif. Edukasi pentingnya
memperhatikan cairan yang hilang dari diare/emesis.
Untuk anggota keluarga/kontak yang rentan, dapat diberikan vaksin campak
atau human immunoglobulin untuk pencegahan. Vaksin efektif bila diberikan
dalam 3 hari terpapat dengan penderita. Imunoglobulin dapat diberikan pada
individu dengan gangguan imun, bayi umur 6 bulan -1 tahun, bayi umur
kurang dari 6 bulan yang lahir dari ibu tanpa imunitas campak, dan wanita
hamil.
Kriteria rujukan
Perawatan di Rumah Sakit untuk campak dengan komplikasi (superinfeksi
bakteri, pneumonia, dehidrasi, croup, ensefalitis)
Sarana Prasarana
a. Lup.
b. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan sel datia.
Prognosis
Prognosis pada umumnya baik karena penyakit ini merupakan penyakit selflimiting
disease.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar